Jumat, 30 Mei 2008

Opini SMS Santet

Fenomena Dibalik SMS Santet

Oleh : Fatkhul Anas*)

Isu SMS santet semakin merebak ke seluruh penjuru tanah air. Terhitung semenjak awal Mei 2008, SMS santet telah menyebar teror yang mengerikan bagi segenap bangsa Indonesia. Berawal dari daerah Sumatra, isu SMS santet kemudian menyebar ke hampir seluruh wilayah Indonesia. Bagi setiap warga yang menerima SMS atau telpon bernomor 4 digit, berwarna merah, biasanya bernomor 0666 atau 0866, begitu takut untuk membaca SMS atau mengangkat telepon. Kabarnya siapa yang membaca SMS atau menerima telpon dari nomor tersebut akan mati. Karena SMS dan telpon itu adalah SMS santet dari seseorang yang sedang mencari tumbal untuk mempelajari ilmu hitam.

Itulah SMS santet yang saat ini sedang marak menjadi buah bibir masyarakat. Mereka begitu resah dengan adanya isu ini. Takut jikalau menerima SMS atau telpon dari nomor tersebut, maka mereka akan mati. Lebih-lebih telah dikabarkan di berbagai televisi telah ada yang menjadi korbannya. Ada yang dibawa kerumah sakit. Bahkan ada yang dikabarkan langsung mati. Namun dibalik semua fenomena ini, ada hal yang masih menjadi pertanyaan. Benarkah SMS santet itu benar-benar terjadi? Atau hanyalah sekedar isu untuk meresahkan masyarakat. Itulah yang mesti kita cari jawabannya sebelum termakan oleh isu-isu tersebut.

SMS santet atau SMS maut memang telah menjadi isu besar yang terjadi saat ini. Namun mengenai kebenarannya, semestinya kita tidak bisa langsung percaya begitu saja. Penelitian telah membuktikan bahwa hal itu hanyalah isu teror semata. Sebagaimana diberitakan diberbagai televisi seperti Antv dan lainnya, hal itu hanya isu dan tidak benar adanya. Penelitian para pakar teknologi menyimpulkan bahwa tidak mungkin SMS bisa mematikan. Hal itu diperkuat oleh tokoh supranatural Indonesia, Ki Jokobodo yang mengatakan tidak mungkin bisa menyantet orang lewat SMS. Kalau ingin menyantet tidak melewati medium seperti itu. Bisa langsung ke orangnya. Adapun mengenai korban yang katanya adalah korban SMS santet, setelah dibuktikan para dokter sebagaimana berita-berita ditelevisi, mereka bukanlah korban SMS melainkan karena penyakit seperti penyakit jantung.

Dari data-data ini kita bisa memprediksi bahwa SMS santet hanyalah isu belaka. Toh, kenyataanya belum ada bukti yang valid adanya SMS santet ini. Kalau memang ada SMS berwarna merah itu hanyalah ulah manusia usil saja. Dari sini kita bisa menelisik lebih jauh mengapa bisa muncul adanya teror SMS ini. Apakah hanyalah sekedar teror untuk meresahkan masyarakat belaka ataukah ada motif lain dari pelaku SMS ini? Itulah yang mestinya kita cari. Kalau menurut prediksi penulis ada dua alasan mengapa SMS ini muncul.

Pertama, SMS ini hanyalah untuk mengecohkan perhatian masyarakat. Kita tahu bahwa saat ini masyarakat Indonesia sedang menghadapi persoalan kenaikan BBM. Masyarakat begitu resah dengan kebijakan Presiden yang akan menaikkan harga BBM ini. Rakyat kecil semakin tercekik kehidupannya. Karena, selain harga BBM naik, harga kebutuhan kehidupan jelas akan naik juga. Untuk itu agar masyarakat tidak banyak protes maka perhatian mereka dialihkan kepada SMS santet ini. Terbukti saat ini SMS santet telah menjadi isu nasional. Tidak lagi persoalan daerah saja, tetapi telah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. Kalau masyarakat telah sibuk dengan urusan SMS santet maka mereka tidak akan berpikir mengenai kenaikan BBM. Pemerintah pun akan begitu mudah menelorkan kebijakan ini karena tak akan banyak protes dari masyarakat.

Kedua, SMS santet ini juga digunakan untuk mengecohkan perhatian masyarakat pada pemilu 2009. Bukahkan saat ini kita telah dekat dengan pemilu 2009? Saat-saat inilah waktunya masyarakat disibukkan agar tidak banyak memikirkan pemilu. Kalau masyarakat tidak peduli dengan pemilu maka bisa dipastikan pemilu akan gagal. Selain itu, pilihan yang mereka pilih dalam pemilu belum tentu sesuai dengan nurani karena mereka tidak terlalu serius untuk mengenalnya. Bisa kita lihat nanti setelah isu SMS santet ini akan ada isu apa lagi yang bakal menyusul. Dulu menjelang pemilu 2004 juga ada isu tentang aliran sesat. Sekarang juga dibuat isu lagi untuk mengecohkan pemilu 2009.

Dari sinilah kita mulai berpikir lebih dewasa dalam menyikapi setiap isu yang muncul. Jangan sampai kita termakan mentah-mentah oleh isu yang masih samar-samar. Waspada memang boleh dan harus dilakukan. Tetapi jangan karena isu tertentu perhatian kita terhadap hal lain menjadi tidak ada. Kita jangan hanya disibukkan memikirkan isu yang belum jelas. Masih banyak persoalan lain yang lebih penting. Kenaikan harga BBM, meningkatnya angka kemiskinan, mahalnya pendidikan, korupsi yang tak kunjung usai, merupakan sebagian persoalan yang perlu dikritisi oleh masyarakat. Persoalan-persoalan tersebut telah begitu lama bersarang di bumi Indonesia. Sudah saatnya kita cari solusi yang tepat.

Sebentar lagi pemilu 2009 juga akan bergulir. Mulai saat ini kita memikirkan bagaimana agar mampu memilih pemimpin yang tepat bagi bangsa Indonesia. Tipe-tipe seperti apa yang pantas kita pilih sebagai pemimpin. Apakah pemimpin yang kita pilih nanti seperti yang sudah-sudah atau kita mempunyai pandangan lain tentang pemimpin kita. Hal itu semua mulai kita pikirkan sejak sekarang agar tidak salah pilih. Kalau pilihan kita tepat bisa dipastikan bangsa ini akan maju, rakyat sejahtera, serta kedamaian hidup akan senantiasa kita nikmati.

*) Penulis adalah staf pada Hasyim Asy’ari Institute

HP 085737153068

Nomor Rekening 0112531627 Bank BNI Cabang UGM Yogyakarta atas nama Fatkhul Anas

Tidak ada komentar: