Minggu, 09 Desember 2007

resensi buku islam universal

Membangun Islam Indonesia

Judul buku : Islam Universal
Penulis : Prof. Dr. Nurcholis Madjid,dkk
Pengantar : KH. Abdurrahman Wahid
Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Cetakan : I, November 2007
Tebal : xii + 342 halaman
Peresensi : Fatkhul Anas*)


Kedatangan islam di dunia adalah sebagai pembawa konsep rahmatan lil ‘alamin (universal). Islam tidak mengajarkan sekat primordialisme apapun, baik golongan, tahta, ras, kedudukan, derajat sosial, maupun varian lain dari semangat primordialisme. Islam hadir hendak menciptakan paham inklusif yang saling menghargai dan menghormati antara satu sama lain. Islam bukanlah milik satu golongan, akan tetapi milik seluruh umat islam. Baik kalangan Arab sebagai cikal bakal kelahiran islam, maupun masyarakat ‘ajam. Selain itu, kelahiran islam merupakan titik awal pencerahan peradaban yang membebaskan manusia dari rongrongan ketidakadilan pada masa jahiliyah. Baik ketidak adilan secara horisontal karena banyaknya kesewenang-wenangan manusia, maupun secara vertikal karena penyelewengan konsep ketuhanan.
Kehadiran islam dengan semangat inklusif inilah yang mampu melahirkan kosmopolitanisme islam sebagai cikal bakal peradaban islam. Umat islam mampu menciptakan peradaban gemilang karena keterbukaannya menerima sumbangan dari peradaban luar seperti Yunani, Romawi, serta Persia. Dari keterbukaan ini lahirlah apa yang disebut sebagai masa keemasan islam. Masa itu islam telah mampu diangkat menjadi peradaban tinggi yang tingkat derajatnya mampu sebanding dengan peradaban lain seperti Yunani dan Romawi. Pada masa itu peradaban islam juga telah menjadi apa yang disebut sejarawan Arnold J. Toynbee sebagai oikumene (peradilan dunia) islam. Oikumene islam ini menurut Toynbee, adalah salah satu diantara enam belas oikumene yang menguasai dunia.
Keberhasilan umat islam membentuk peradaban tentu saja membawa efek istimewa bagi agama islam itu sendiri. Diantaranya islam mampu menjadi agama dunia karena pemeluk islam hampir merata diseluruh penjuru dunia. Islam juga mampu memberikan sumbangsih yang besar bagi kemajuan dunia. Akan tetapi saat ini hal tersebut tampaknya hanya menjadi evoria masa lalu belaka. Sebab, selang beberapa waktu runtuhnya peradaban islam, islam menjadi semakin gersang bahkan ada kesan termarjinalkan dari peradaban dunia. Situasi inilah yang menuntut umat islam merajut kembali peradabannya dengan berusaha beradaptasi dengan peradaban Barat yang mendominasi dunia. Meskipun dengan tersendat-sendat karena islam telah demikian jauhnya mengalami ketertinggalan. Apalagi peradaban Barat yang tidak seluruhnya sejalan dengan nilai-nilai islam, memaksa umat islam untuk mampu menciptakan “pakem”-nya tersendiri dengan berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah serta mengkontekstualkan dengan kondisi zaman. Meskipun terkadang masih mengalami kesulitan karena umat islam kalah dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pergulatan untuk menciptakan pakem-pakem (pedoman) islam itulah yang hendak dibahas dalam buku ini. Meskipun buku ini hanya memotret sebagian kecil dunia islam yaitu di Indonesia, akan tetapi sesungguhnya buku ini adalah gambaran dunia islam secara umum. Prof. Dr. Nurcholis Madjid,dkk dalam buku ini begitu jeli memandang problematikan zaman yang terjadi di Indonesia. Problematika tersebut menuntut umat islam Indonesia mencari penyelesaiannya berdasarkan kaidah islamiyah. Diantara persoalan yang diangkat dalam buku ini adalah konsep Nabi Muhammad saw sebagai Nabi Penutup, hak-hak umat manusia (HAM), kemiskinan, perilaku keberagamaan umat islam, riba Bank, hubungan islam dengan negara, serta mengindonesiakan islam (hal 13-166).
Lebih luas buku ini membahas pergulatan para intelektual islam untuk mencari format terbaik bagi umat islam Indonesia untuk mencari penyelesaian atas kasus-kasus seperti tersebut diatas. Pencarian format tersebut diawali dengan pergulatan intelektual yang memadukan pemikiran Islam dengan pemikiran Barat. Islam yang telah lama membangun peradaban ternyata meninggalkan warisan keilmuan yang sampai saat ini masih berserakan meskipun peradaban islam telah runtuh. Keilmuan ini atau yang dikenal dengan “keilmuan klasik” mengundang gairah para intelektual muslim kontemporer Indonesia seperti Nurcholis Madjid,dkk untuk dipelajari kembali. Namun tidak berhenti disitu, keilmuan tersebut ternyata sebagian besar sudah tidak kontekstual dengan zaman alias telah lapuk. Karena itu para intelektual muslim berusaha mendaur ulang baik secara rekonstruksi maupun dekonstruksi.
Pendaur ulangan ini bertujuan agar khazanah keilmuan islam tersebut mampu bermanfaat bagi umat islam zaman sekarang khususnya Indonesia. Namun, hal itu tidak cukup. Melihat Indonesia yang juga telah tertanam benih peradaban Barat maka para intelektual tersebut juga tidak segan-segan mempelajari keilmuan Barat. Hal ini tentu agar umat islam tidak gamang menghadapi realita yang datang dari Barat. Dari hal inilah para intelektual muslim telah mempunyai dua pisau keilmuan yaitu keilmuan islam dan barat sebagai bahan ijtihad mereka. Sehingga lahirlah proses integrasi keilmuan antara islam dan barat. Tentu saja hasil ijtihad tersebut diharapkan mampu menyelesaikan segala problematika umat islam Indonesia.
Akan tetapi setelah memasuki wilayah praktik, ijtihad tersebut ternyata kurang tepat. Hal ini disebabkan karena mereka masih melupakan apa yang disebut “Indonesia”. Indonesia adalah sebuah negara yang multietnik, multikultur, multiras, multibahasa, serta multiagama. Indonesia berbeda dengan bangsa Timur maupun bangsa Barat. Indonesia memiliki corak tersendiri yang khas Indonesia. Karena itu Indonesia tidak bisa disamakan dengan Barat dan Timur. Melihat kenyataan tersebut para intelektual muslim kembali berpetualang untuk belajar mengenai Indonesia. Dari hal ini maka muncullah sebuah gagasan baru yaitu mengindonesiaan islam. Konsep ini lahir dengan mengkolaborasikan tiga paradigma keilmuan yaitu islam, barat, dan Indonesia.
Islam Indonesa itulah yang hendak dimunculkan dalam pemikiran-pemikiran yang tertuang dalam buku ini. Dengan mengambil settyng sosial khas Indonesia, buku ini menampilkan berbagai pakem (pedoman) umat islam Indonesia dalam mengarungi kehidupan di zaman ini. Dengan berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber utama umat islam serta diimbangi dengan keilmuan islam klasik dan modern, barat, serta Indonesia, menjadikan segala bentuk pemikiran yang tertuang dalam buku ini terasa segar bagi umat islam Indonesia. Harapannya, buku ini mampu memberikan sumbangsih besar bagi umat islam khususnya serta umat-umat lain yang berada di Indonesia. Bahkan kalau memang perlu bisa memberikan sumbangsih bagi umat islam di dunia.

*) Penulis adalah pustakawan Pusaka Yogyakarta
Nomor HP 085292843110
Nomor Rekening 0112531627 Bank BNI Cabang UGM Yogyakarta atas nama Fatkhul Anas

Tidak ada komentar: